Selasa, 07 Juli 2020

Merayakan Kemajuan

Pekan ini istimewa ❤️❤️❤️
Setelah false celebration, lalu pekan berikutnya bangkit fokus pada kemajuan, pekan ini merayakan capaian yg sudah dicapai.

Penting untuk mengapresiasi kemajuan sekecil apapun agar kita terus bersemangat dan mengahargai diri. Tentunya agar bahagia πŸ₯°

Sejak awal program mentorship, komunikasiku dengan mentorku berjalan baik. Mentorku ramah, fast response, full support, menyenangkan deh pokoknya!

Baru kali ini bisa dapetin chemistry sama orang yang baru kenal lewat online.

Maasya Allah

Klik banget deh pokoknya..

Mentorku memberikan sebuah kuisioner, inilah jawabanku..


Tanpa diminta, mentorku memberikan ini untukku...


Maasya Allah, terharu banget!

Oh ya, aku coba menggambar kupu-kupu sebagai bentuk kebahagiaanku dalam menjalani mentorship ini.


Gambar simpel pake paint dan lebih mirip gambaran anak kecil ya 🀭
Tak apalah, yang penting kubahagia πŸ₯°❤️

Selasa, 30 Juni 2020

"Mas seneng kamu lebih taat"

Lagi-lagi pekan ini aku gak dengerin dongeng dari ibu secara live πŸ™ˆ

Lalu esok paginya dapet bocoran, pekan ini ada capaian harian yg harus dicatet. Jangan sampe menunda-nunda deh.

Ups, ketahuan nih masih suka menunda. Huhu

Hari Jum'at malam barulah sempat menyimak dongeng dari ibu. Berhubung suami belum tidur juga, langsung aja deh cuss nanya suami.

Tema mentorship ku kan memperbaiki komunikasi suami istri nih. Di action plan pekan ini tuh targetnya berbicara dengan nada yg menyenangkan. Tapi kuingin nanya lagi sama suami, apakah yg ia harapkan tuh sesuai kah sama yg aku usahakan?

Harusnya nanya ini pas feed back 360° kemarin ya?
Pekan lalu kukira sudah cukup menuliskan feed back yg tersirat. Namun biar jelas dan lebih pasti, kuingin nanya langsung aja deh. Harapannya apa yg kuusahakan ini sesuai dengan harapan suami dan tercapai bahagia kita bersama. Aamiin

Ternyata maunya suami simpel sih, tapi penuh tantangan terlaksananya. Suami pengen istrinya tuh banyak senyum dan selalu siapin sarapan (sering telat ini soalnya). Aku sempet bertanya juga sih, pendapat doi tentang gaya bahasa terhadap doi. Apakah kurang sopan atau biasa aja? Ternyata jawabannya ya biasa aja, tapi sebaiknya menjaga ketika berbicara di depan anak-anak dan orang lain demi tauladan yg baik, diusahakan jangan terlalu nyeplos kalo depan anak dan orang lain. Hehe. Baiklah, aku harus berusaha praktekin "gigit lidah" seperti pak dodik pernah bilang.

Dari obrolan ini kucoba membuat rencana yg ingin kucapai per hari selama sepekan ke depan. Daan.. inilah hasilnya..



Aku menggambarkan diriku selama sepekan ini seperti berikut...



Saat kutanya suami, doi cuma jawab "yaa.. mending" apa maksudnya coba? πŸ™ˆ
Kuminta lebih dijelaskan lagi.

"Mas seneng kamu lebih taat."
Terus dia nanya, "testi nya yg positif aja atau negatifnya juga?"

Semua atuh mas, aku siap kok 😘

"Manajemen waktumu kok melempem lagi ya"
Jleb! Bener sih.. 2 pekan terakhir ini terutama. Banyak kerjaan yg tertunda. Aku minta excuse sih, sekarang aku kan lebih banyak kegiatan sama anak-anak. Hehe

"Ya udah. Mas minta tolong sarapan usahain gak telat ya"

Baiklah, siap! πŸ˜†✊✊✊
Insya Allah

Senangnyaa mentorku juga memberi respon yg baik bahkan memberikan sebuah apresiasi yg membuatku terharu. Jazaakillah khair mbak geta tersayang πŸ’•



Pas baca ini, aku baru inget gitu nama belakangku az-zahrah itu artinya bunga.. hihi

Semoga pekan depan lebih baik lagi.. aamiin

SEMANGAAAT!!!!

Selasa, 23 Juni 2020

Bernada Bicara Menyenangkan

Masuk pekan ke-5 menjadi kupu-kupu muda..

Berikut ini beberapa poin yang berhasil kutangkap dari dongeng Bu Septi

1. Cek Progress Action Plan
Apakah sudah dijalani sesuai rencana?

2. False celebration
Menyadari & mengakui kesalahan lalu mengevaluasi mengapa bisa terjadi. Bagaimana seharusnya, lalu apa yang harus diperbaiki

3. 360° feed back
Menerima feedback dari berbagai sisi.
Belajar menerima apapun bentuk feedback, sekalipun feedback tsb tidak menyenangkan.

Aku buka kembali Action Plan, pekan lalu targetku adalah perbanyak senyum pada suami. Target itu tepat kulanjutkan di pekan ini, ditambah dengan target baru, yaitu bernada bicara menyenangkan pada suami.

Pekan lalu saat kuingin perbanyak senyum, qodarullah bertepatan dengan saat PMS. Hehe
Tantangan nih! Pekan ini haidnya udah beres. Gak ada alesan swing mood gara-gara PMS lagi ya 😬

Sebelum menikah kami sudah saling mengenal, dan terbiasa ngomong seenaknya gitu. Setelah menikah bukannya makin hormat, aku gak jarang malah makin aja ngomong tanpa rem gitu. Astaghfirullah...

Kali ini aku ingin memperbaikinya. Berusaha mengerem mulut saat pengen nyerocos. Mengatur nafas dan berbicara dengan nada yg enak didengar.

Masih belum bisa signifikan berubah sih..
Tapi suami ternyata peka menyadari ikhtiarku,
"Istriku dapat hidayah apa lagi nih?" Katanya.

Uhuk..
Ini tuh pujian atau apa yah? Kok aku mesem-mesem jadinya πŸ˜†

Aku pun menceritakan hal ini pada mentorku. Respon beliau, ikut senang dan memberikan apresiasi positif.

Alhamdulillah...

Selasa, 16 Juni 2020

Perbanyak Senyummu

Pekan ke-4 ku jadi kupu-kupu muda!
Dalam action plan ku, pekan ini aku berlatih perbanyak senyum pada suami. Susah-susah gampanh sih. Hihi

Terbiasa jutek jadi suka lupa senyum, tapi kalo dibiasakan ya sebenarnya gak sulit juga.

Respon suami?
Yaa.. seneng lah.. belum signifikan sih. Sepertinya senyumku kurang banyak dan kurang ikhlas πŸ˜…

Ayo banyak senyum lagi!!

Pekan depan action plan: bernada bicara menyenangkan. Wah naik level nih sulitnya. Hayooo bisaaa!!!

Oh ya, mengenai check in dgn mentor.
Komunikasi kami sejauh ini oke, lancar dan menyenangkan πŸ’•

Respon cenderung cepat.
Semangat terasa selalu bertambah setiap usai sesi mentorship dengan beliau.
Apa yg saya butuhkan sesuai dgn apa yg mentor berikan.
Kami saling memberi feed back dengan baik.

Alhamdulillah...

Semoga bisa lancar selalu.. aamiin

Selasa, 09 Juni 2020

Menjadi Istri Soliha

Setelah 2 pekan libur, perkuliahan di Bunda Cekatan kembali dimulai. Akhirnya rindu terobati dengan dongeng Emak Septi di pekan ini 😍

Dalam dongengnya, Emak menyampaikan kita harus menentukam tujuan agar jelas arahnya. Lalu tujuan harus punya rencana aksinya. Tujuan tanpa rencana aksi hanya akan menjadi mimpi.

Kita buka lagi mind map, tuliskan hal-hal utama yang ingin dikuasai. Inilah hal-hal yang ingin kukuasai:


Pada fase ulat-ulat, aku mendalami poin manajemen waktu.
Pada fase kepompong, aku menjalani tantangan 30 hari konsisten kandang waktu dan puasa menunda pekerjaan.

Setelah melalui fase tersebut aku merasa kunci menuju kesuksesan manajemen waktu adalah:
1. Tazkiyatun nafs
2. Ridho suami

Untuk poin tazkiyatun nafs aku memilih untuk mengasahnya secara pribadi sementara ini.

Nah untuk poin kedua, RIDHO SUAMI.
Aku memilih tema berhubungan dengan ini untuk mentorship.

Maka bidang utama yang kupilih adalah:


Dan rencanaku untuk 1-2 bulan ke depan sebagai berikut:


Bismillahirrahmanirrahim, Semoga dengan ikhtiar meraih ridho suami, aku pun bisa sekaligus melaksanakan tazkiyatun nafs dan bisa mengantarkan keluarga kami menjadi baiti jannati, dan kelak berkumpul di jannah.. aamiin

Jumat, 15 Mei 2020

Mengenang Perjuangan

Setelah pekan lalu pencarian mentor dan mentee, yang kudapat hanyalah mentor. Sementara mentee belum juga kudapat. Mungkin tema ilmu yg kuajukan belum jadi prioritas di mind map teman-teman. Tak apa.. justru aku jadi bisa lebih fokus menguyah ilmu sebagai mentee. 😍

Mentor yang kupilih ini saat ini tengah merantau di negeri nan jauh, sudah menikah 17 tahun dengan dikarunia 3 orang. Tema mentorship dari beliau adalah komunikasi suami istri.

Kupilih mentor dengan tema tersebut, sesuai dengan mind mapku, kuingin meningkatkan kedekatan dengan suami, memperbaiki komunikasi, dan makin mesra. Bukan berarti saat ini tidak dekat, komunikasi tidak baik dan tidak bisa mesra. Namun, setelah melewati 5 tahun pernikahan, kini menuju 6 tahun.. udah saking enjoynya tuh suka gak tahu diri menempatkan diri sebagai istri gitu 😣

Mentorku, memintaku untuk nostalgia.. mengapa dulu aku mau menerimanya menjadi suamiku? apa yang membuatku jatuh cinta padanya? bagaimana perjuanganku bisa sampai menjadi istrinya?

Pertanyaan-pertanyaan mentorku membuatku kembali menyelami kenangan itu.. khitbah yang tiba-tiba, ditolak, lalu beberapa tahun kemudian datang lagi, diterima, perjuangan meyakinkan keluarga besar, LDM, dst.. hingga kini..

Saat video call, aku ceritakan rasa yang kini kualami. Mentorku bilang, bersyukurlah kita berani mengakui kekurangan kita.. sehingga ada semangat untuk memperbaiki diri.

Lalu aku berkontemplasi, kini apa masalahku? Apa sebenarnya akar masalahnya? Bisa jadi sikap cuekku pada suami itu sebagai rasa seperti di atas angin.. gak ada rasa insecure, gimanapun tingkahku, gak mungkin lah suami gimana-gimana. Dia ngerti aku kok. Dia bisa memaklumi kok.

Betul sih percaya itu penting, tapi kepedean berlebihan tanpa sedikit pun rasa was was, kelak bisa jadi boomerang. Gak bisa jadi alasan dong meski hasil TM command di posisi atas, suami tetaplah menjadi qowwam.

Oke, aku harus memperbaiki diri. Perlahan.. meski sedikit demi sedikit namun tetap istiqomah terus memperbaiki diri. Layaknya kupu-kupu muda keluar dari kepompongnya.. perlahan sayap dibuka.. dikepakkan perlahan lalu akhirnya bisa terbang dan memberikan manfaat.

Bismillahirrahmanirrahiim.....

Selasa, 12 Mei 2020

Kuingin Lebih Taat

Saat itu aku masih semester 3. Belum terpikir serius akan menikah dalam waktu dekat. Belum siap betul.

Tiba-tiba aku mendapat kabar dari ibuku, ada seorang pria datang ke rumah menemui ayah ibuku. Pria itu sebenarnya sosok yang sudah kukenal. Aku bahkan cukup dekat dengannya sejak SMA. Ya aku tahu tak sepantasnya kami untuk dekat semacam itu. Tapi aku terlalu payah untuk menjaga hati.

Kami tidak menyatakan berstatus pacaran, bertemu pun jarang. Usia kami selisih 3 tahunan. Saat aku masuk kuliah, ia baru lulus dan kerja di luar kota. Jarang bertemu tapi cukup sering bertanya kabar lewat SMS dan kadang telpon.

Tak ada ucapan-ucapan sayang manja. Tapi kamu tahu kami saling suka. Kami pun tahu sebenarnya tak boleh dekat begitu. Akhirnya aku memberanikan diri untuk menghentikan hal itu. Melawan hawa nafsu yg sungguh sulit..

Lalu ia berkata ingin serius, ia mau menghalalkan hubungan kita. Aku menganggapnya hanya sesumbar saja. Aku pun asal jawab, "datang saja ke orangtuaku kalo berani!"

Sebelumnya ia memang pernah ke rumahku karena suatu hal, jadi dia memang sudah tau rumahku. Ia datang tanpa mengabariku dulu.

Hasilnya jelas saja orangtuaku tolak, aku pun belum siap. Orangtuaku menjawabnya, sekarang belum saatnya. Gak usah menunggu kalo ingin segera menikah, cari perempuan lain saja. Kalo pun masih belum berubah pikiran, nanti coba datang lagi saja kalo aku sudah semester 7. Asumsi ayahku semester 7 itu kan tinggal skripsi dan mungkin sudah lebih siap menikah.

Waktu berlalu, aku masih berkomunikasi dengan pria itu, meski gak sering lagi. Kalo dia sedang ke bandung, kadang kita bertemu. Hatiku masih gelisah, ini tak benar tapi tetap saja kulakukan.

Singkat cerita, sampailah aku di semester 7. Aku tak berharap pria itu akan datang. Mungkin ia menemukan wanita lain di kantornya atau dimana pun di luar sana.

Tiba-tiba ia datang lagi menemui orangtuaku. Saat itu aku memang lebih siap menikah, bahkan aku sudah ikut sekolah pra nikah dan beberapa seminar pra nikah juga.

Pria itu menunjukkan keseriusannya, nampak berbeda dari beberapa tahun lalu yg seolah ingin memenuhi nafsunya saja menghalalkan hubungan kami. Ternyata ia pun sudah ikut sekolah pra nikah.

Aku shalat istikharah berulang kali. Aku takut kecenderungan hatiku hanya berasal dari nafsuku, bukan karena ridho Allah. Aku minta ditunjukkan yg terbaik. Lalu yg kudapatkan adalah semakin mantap menerimanya.
Bismillahirrahmanirrahim... aku pun menerimanya..

Proses berlanjut dengan penuh kemudahan. Akhirnya kedua keluarga besar pun saling bertemu. Masalah kecil muncul saat paman bibiku tidak setuju kalo aku menikah sebelum lulus. Mereka meminta menundanya. Sementara hatiku sudah tak tenang menundanya. Aku takut terlarut dalam dosa.
Alhamdulillah orangtuaku menguatkan, aku sebagai cucu pertama di keluarga besar, maklum menjadi pusar perhatian. Ayahku bilang, paman bibiku belum punya anak besar, belum terbayang betul kalo datang lelaki baik yg meminang anaknya yg sudah siap menikah, bagaimana bisa menunda hanya alasan perkara studi?

Akhirnya, kami pun menikah sekitar 6 bulan setelah pertemuan keluarga besar. Pamanku yang tadi menentang justru membantu memberikan konsep unik di hari resepsi kami. Alhamdulillah..

Saat kumenikahinya.. baru lah aku sungguh benar-benar jatuh cinta padanya. Ia memang bukan lelaki sempurna, bukan seorang aktivis rohis, bukan hafidz qur'an, bukan pangeran tampan berkuda putih, tidak seperti pria idaman layaknya para akhwat aktivis rohis. Ia hanya pria yg semangat belajar, sabar, tulus dan perhatian. Ia mantan penabuh drum di band dengan aliran musik punk. Ia siap hijrah bersamaku.

Aku sempat bertanya pada Allah dengan rasa angkuh, mengapa hatiku terpaut pada pria semacam itu. Aku kan aktivis rohis, rajin liqo, dsb. Astaghfirullah..

Lalu Allah tunjukkan semuanya.. meski pemahaman teori agamaku nampak lebih banyak, tapi pengamalan ilmuku masih payah. Lain hal dengan pria yg kini menjadi suamiku, ia menjalankan syariat yg telah ia ketahui. Dan ternyata malah hafalan Qur'an ia lebih banyak dariku! Maasya Allah! Kini pun ia sudah berhenti menyukai musik punk. Lebih suka mendengarkan murattal dan shalawat.
Bahkan ia jauh lebih sabar daripada aku yang gampang sumbu pendek.

Kini menuju 6 tahun pernikahan. Aku masih merasa sering muncul rasa jumawa. Kurang menghormati suamim. Kurang menghargai bantuan suami. Bahkan kadang aku enggan melayani kebutuhan biologisnya.
Aku tau aku salah. Tapi aku merasa sulit sekali menurunkan ego. Aku tahu bakat command kua dominan, tapi tidak ada alasan begitu kah dalam ketaatan pada suami.

Aku bersyukur ia masih begitu sabar tapi aku tak boleh terus merasa baik-baik saja berlaku dzolim pada suamiku.
Aku pun harus berubah.
Bismillahirrahmanirrahim.....?

Selasa, 17 Maret 2020

Aliran Rasa Ulat

Tahap ulat memang penuh kejutan.
Di awal aku sungguh bersemangat mengikuti setiap dongeng dan tugasnya.
Namun, ternyata pada pertengahan jalan, aku mulai terseok. Terbesit berhenti, tapi sayang banget langkahku sudah sejauh ini, aku masih bisa berjuang lebih keras.

Lalu aku coba kumpulkan semangat, berdamai dengan diri yg telah lalai tidak setor jurnal pada salah satu pekan. Esok aku harus lebih baik.

Paling menantang adalah saat tugas mencari teman dan berbagi cerita. Sadar diri WOO ku berada di daerah bawah, aku memilih pasang "iklan" nebeng di kolom komentar, membuka diri siapa yg mau saling kenalan.

Sungguh aku terpukau dengan semangat para bunda lainnya, semuanya gercep ngajak kenalan. Bahagianya..
Dan semakin bahagia di pekan selanjutnya kudapat beberapa hadiah ❤️

Di pekan terakhir kami mencari buddy.
Alhamdulillah seseorang melamarku lebih dulu.
Tapi pikir panjang, kurasa ia cocok, langsung saja kuterima ❤️

Bismillahirrahmanirrahiim siap menjadi kepompong!


Selasa, 10 Maret 2020

Looking for My Buddy

Tiba di pekan ke-8 kelas Bunda Cekatan, dan pekan terakhir di tahap ulat.

Banyak hal yang aku pelajari di tahap ulat nan penuh kejutan. Menentukan tujuan atau strong why, menentukan prioritas, berjuang untuk memegang komitmen dan konsisten.

Selama perjalanan tahap ulat, aku 1x bolong setoe jurnal. Ampun πŸ™ˆ
Di pekan ke-4 semangatku tengah mengendur, lalu aku excuse, ah kan ada toleransi bisa skip.
Astaghfirullah ini mental payah banget.

Di pekan berikutnya ku berusaha mengejar ketertinggalanku.
Subhanallah.. sungguh istiqomah itu memang berat, tapi bukan berarti mustahil.
So, jangan kebanyakan excuse!
Laksanakan segera!

Di pekan terakhir tahap ulat, kami diberi tugas mencari seorang buddy.
Wah bingung nih ngelamar siapa buat jadi buddy. Siapa ya yg mau dan cocok denganku?

Sampai hari sabtu aku belum dapat buddy..
Tiba-tiba sebuah pesan masuk,
"Mbak udah nemu buddy belum, yuuk bareng aku"
Dari seseorang yang sudah kukenal, namun belum terlalu dekat sih.

Gak pake mikir panjang, langsung iya aja! So far aku nyaman komunikasi sama doi sih, gak ada masalah. Gak ada alesan buat nolak kan. Ya hayuk aja deh! 🀩

Gak pake banyak basa-basi karena sama-sama emak punya balita, bedanya doi anaknya 5! Aku baru 2 😁
Langsung aja kita berbagi aliran rasa..

Oh ya kami sudah saling kenal karena satu regional dan sama-sama tergabung di HEbAT Community juga. Beberapa kali sudah ketemu tapi belum kenal deket. Doi gabung di keluarga ratu dapur, sedangkan aku di keluarga manajemen waktu.

Ternyata kita punya masalah serupa, yaitu keteteran nyerap ilmu yg bertebaran, butuh waktu lebih buat ngunyah sementara diskusi lanjut terus, chat makin numpuk, akhirnya suka banyak ketinggalan. Perlu trik nih biar bisa nyerap dan amalkan.

My buddy memberiku bingkisan rangkaian kata-kata penyemangat..

"
🌻Sebagai bekal untuk berproses ke tahap yg lbh indah...🌻

πŸ¦‹ waktu berputar pd rotasi yg tepat, tdk cepat, tdk pula lambat, apalagi menunggu kita sempat.. Maka mengisi dg hal bermanfaat adalah pilihan tepat.

πŸ¦‹ komitmen adalah bentuk tanggungjawab atas sebuah keputusan

πŸ¦‹ konsisten adalah langkah untuk menjaga arah perjalanan

πŸ¦‹ dalam kebaikan jangan ada yg dikorbankan, selayaknya diperjuangkan

🌻semoga bisa mnjdi kepompong yg khusu' dan bermetamorfose mjdi kupu-kupu yg indah... 🌻

"

Sedangkan aku yg gak pandai merangkai kata-kata panjang nan menyejukkan, bikin aja deh quote ala ala pake canva






Semoga bermanfaat ❤️
Semangat belajar di tahap selanjutnya

Selasa, 03 Maret 2020

Refleksi Hasil Petualanganku

Saat berkelana di Hutan Pengetahuan aku membawa peta agar aku tidak tersesat. Begitu banyak makanan yg kutemukan dan sungguh menggoda. Kucoba beberapa. Namun aku tetap berusaha mengambil makanan utama yang kubutuhkan.

Alhamdulillah aku tidak terlalu banyak tergoda ngemil-ngemil. Beberapa cemilan yang kuambil sebenarnya masih berkaitan juga secara tidak langsung dengan makanan utamaku. Jadi anggap sajalah itu termasuk cemilan bergizi 😁

Inilah dia makanan yang telah kukumpulkan selama berkelana di Hutan Pengetahuan..


Aku merasa bahagia berkelana berburu makanan bergizi di Hutan Pengetahuan ini. Banyak makanan lezat tersedia dan kawan yang bersemangat menyambut dan menebar ilmu. Semangatnya menular padaku.

Pada pekan-pekan awal aku berhasil mengalahkan diriku untuk menyegerakan melaksanakan misi setiap pekannya. Namun pada pekan-pekan terakhir aku mulai terseok. Aku tak ingin berdalih excuse karena kesibukan lain. Aku masih harus belajar banyak tentang manajemen waktu dan konsisten nih.
Ingat, jangan menunda-nunda pekerjaan!

Yuk semangaaat


Selasa, 25 Februari 2020

Bahagianya Saling Berbagi Hadiah

Setelah berkenalan dengan para ulat lain, berbagi cerita kelas favoritnya.. pekan ini saatnya berbagi makanan kawan-kawan sukai 😍

Saat aku belum mulai bergerak berbagi hadiah, pesan-pesan berbagi hadiah sudah lebih banyak yg masuk.

Maasya Allah salut dengan semangat para bunda 😍

Lalu apa ya yg bisa kubagi?
Bingung deh sebenarnya.. kebanyakan bunda yg kuajak kenalan punya kelas favorit manajemen emosi.

Awalnya aku ingin meracik sendiri makanan hadiah untuk kawan lainnya namin hingga jelang batas waktu tak jua kutemukan ide.

Akhirnya, kucona ubek-ubek memory hpku.
Aha! Ketemukan sebuah harta karun, oleh-oleh sebuah diswapp yg menurutku berkesan dengan tema Anger Management.
Lalu segera saja lah kubagikan hadiah itu.

Semoga lain waktu aku bisa memberikan hadiah hasil masakanku sendiri.. aamiin

Terimakasih para bunda yg sudah berbagi!
Barakallahu fiikum πŸ’•πŸ’•πŸ’•

Selasa, 18 Februari 2020

Berkumpul di Camping Ground

Setelah berkelana di kebun apel, memakan beberapa makan yg dibutuhkan, kini saatnya para ulat berkumpul di camping ground.

Kita ngariung saling kenalan dan saling bercerita keluarga favoritnya masing-masing.

Menyenangkan sekali berjumpa dengan para ulat yang ramah dan bersemangat.

Aku berkenalan dengan 34 orang kawan baru. Kenalan beneran random tanpa mengetahui sejak awal dari keluarga manakah ia berasal.

Dari 34 orang itu, kelas favorit terbanyak pertama adalah manajemen emosi sebanyak 10 orang, lalu menyusul posisi kedua manajemen waktu sebanyak 6 orang, di posisi ketiga ada 2 keluarga sama banyak yaitu ratu dapur dan bisnis sebanyak 3 orang. Sementara keluarga pendidikan dan sustainable sebanyak 2 orang, lalu lainnya yaitu komunikasi, teknologi, pecinta Al-Qur'an, portofolio, finansial, seni olahraga, agama, dan fotografi videografi masing-masing 1 orang.


Umumnya alasan mereka memilh kelasnya sebagai kelas favorit karena itu lah makanan utama di mind mapnya. Begitu pun aku, memilih manajemen waktu sebagkelas favoritku karena inilah makanan utama ku demi menjadi ibu bahagiaπŸ’•



Senang melihat para bunda bersemangat melaksanakan tugas dan sungguh-sungguh, semangatnya nular banget!

Semoga bisa konsisten!
Aamiin

Bismillahirrahmanirrahim

Selasa, 04 Februari 2020

Bertemu Keluarga Baru

Pekan ke-3 tahap ulat nih!

Makin seruuu

Kali ini kita mencari keluarga yang butuh makanan utama yang sama..

Pada jurnal sebelumnya aku menuliskan makanan utama yang kubutuhkan adalah mengenai tazkiyatun nafs dan manajemen waktu.

Pekan ini aku agak telat mulai garap tugas karena posisi lagi safar jadi belum sempat nyimak-nyimak nih.
Alhamdulillah di injury time masih sempat menyelesaikan ini..

Pencarianku dimulai dari keluarga tazkiyatun nafs. Namun nampaknya tidak ada keluarga yang spesifik membahasa ini..

Lalu kutemukan keluarga manajemen waktu,
Aha! Inilah yang kubutuhkan..

Saat masuk grup, diskusi sudah berjalan, yaiyalah aku telat masuk grup. Saat itu sudah ada 400an anggota keluarga. Wow a big family!

Pelan-pelan kukunyah makanan yg disajikan di keluarga manajemen waktu.

Lalu di hari selasa ini pun ternyata ada live dari keluarga manajemen waktu dan yg berkisah live adalah bunda laily..
Wah ini kan yg menyajikam potluck yg kunikmati pekan lalu.

Maasya Allah

Wah daging banget deh diskusinya!

Dengan manajemen waktu, hidup jadi waras, bahagia, gak kemrungsung..

Bismillahirrahmanirrahim semoga lebih baik manajemen waktu!

Selasa, 28 Januari 2020

Saling Icip Potluck

Masuk pekan ke-2 tahap Ulat Bunda Cekatan.

Makin seru nih!

Kali ini ceritanya kita masuk ke goa, petunjuk permainan kali ini adalah suara dan cahaya..

Dimulai dengan membuat potluck untuk disajikan pada kawan-kawan Bunda Cekatan.

Tema yg kupilih untuk disajikan adalah
"Manfaat Berlatih Silat untuk Anak"
Berikut ini linknya..

https://youtu.be/8znWO_HYkTI

Silakan boleh ikut icip-icip juga yaa πŸ˜‰

Lanjut mencari makanan-makanan yang kubutuhkan sesuai dengan mind map ku

Ini diaa makananku...

1. Tips Manajemen Waktu dari Bunda Laily

Link : https://youtu.be/LeqkwbxSjeU

Kunci manajemen waktu adalah menyegerakan melakukan hal yang penting sebelum menjadi mendesak. Jangan menunda melakukan hal penting hingga mendesak sehingga kita tidak merasa bahagia dan tidak optimal menyelesaikan hal tsb karena didesak waktu.
Segerakan! Jangan menunda!
Beneran deh ini emang peer banget buatku. Makasih ya pengingatnya bunda laily πŸ’•

2. Al-Qur'an di Hatiku dari Bunda Een Laelah

Link: https://youtu.be/DIKcqYo78fM

Al-Qur'an adalah berkah. Al-Qur'an pasti bisa dihapalkan siapapun. Agar bisa menghapal Al-Qur'an, mintalah pada Sang Pemilik Al-Qur'an dan diri ini, tentunya Allah Ta'ala.
Niatkan menghapal karena Allah, bukan karena hal lainnya.
Dengan berusaha menghapal Al-Qur'an maka Allah menjaga hati kita untuk selalu terpaut pada kebaikan, mudah tersentuh dengan kebaikan dan peka menyadari khilaf.

Ini menjadi makanan yang kubutuhkan pada sub tazkiyatun nafs.

3. Bebaskan Lepaskan (Self Healing Sederhana) dari Bunda Sabrina Listaa

Link: https://drive.google.com/file/d/19ktGAPRhdQ_1lj62LBohk3oDTaa2Qx8J/view

Tahapan self healing dari Bunda Sabrina:
- Terima emosi
- duduk dengan nyaman
- nafas perut
- istighfar, resapi maknanya
- be better
- action! Lakukan hal baik

Lalu pada malam hari sbelum tidur lakukan:
- nafas perut
- terima emosi hari ini
- afirmasi positif

Saat bangun tidur lakukan lagi afirmasi positif

Makanan Ini pas banget sama aku yg lagi gampang ngomel.. bismillahirrahmanirrahim.. be better!

4. Musikalisasi Puisi - Luka dari Peppy Febri Andini

Link: https://youtu.be/ZCOgdowwjLk

"Menyembuhkan luka adalah berani menerima kehadirannya"

"Mengasakan pada Yang Maha Penyembuh"

Itulah penggalan puisi dari Bunda Peppy.

Rasanya nyeees banget.. bergizi banget..
Menerima luka, bukan melupakannya, tapi bukan juga larut tenggelam di dalamnya. berdamai dengan diri.

5. Tazkiyatun Nafs Bagian 1 ( Kaidah Dasar) dari Ust. Adi Hidayat (Channel Al-Hujjah)

Link : https://youtu.be/a89WgqTyqhI

Allah menciptakan manusia dimulai dari penciptaan fisik lalu kemudian meniupkan ruh. Fisik & ruh ini bergabung menjadi nafs.

Nafs memiliki potensi taqwa dan fujur.
Taqwa memunculkan kebaikan sedangkan fujur memunculkan keburukan.
Fujur harus ditekan agar taqwa lebih dominan sehingga kebaikanlah yang dominan, caranya adalah tazkiyah maka disebut tazkiyatun nafs.

Respon baik atau buruk yang diwujudkan dalam bentuk perilaku akan sangat bergantung pada informasi yang diterima dari berbagai organ tubuh.

Maka jagalah tubuh dari informasi keburukan yang cenderung pada fujur.

Ada banyak potluck yang nampak enak, namun kucukupkan dulu untuk kumakan sekarang ini.

Aku perlu mengunyah perlahan, mencerna dan mengamalkan lalu tumbuh menjadi ulat yg kelak akan menjadi kupu-kupu nan cantik.. bismillahirrahmanirrahim

Selasa, 21 Januari 2020

Mulai Makan Bergizi

Pekan pertama di tahap ulat!
Makin seru nih mainnya..
Kali ini bikin jurnal hasil belajar lalu jurnal tersebut dihindangkan agar bisa disantap kaan-kawan lainnya.. seruuu..
Banyak bergumam oh... oh... saat menikmati potluck dari kawan-kawan lainnya

Untuk potluck dariku ini diaa..


Kok jadi tazkiyatun nafs?
Bukannya di jurnal pekan lalu 1 bulan pertama ini mau lebih fokus di manajemen waktu?
Maafkan diriku yang masih labil gonta-ganti mulu πŸ˜…

Setelah mencoba menjalani belajar manajemen waktu selama sepekan, aku menyadari ada hal yang lebih krusial untuk disegerakan. Yang dengan ilmu tersebut, insya Allah belajar manajemen waktu dan ilmu lainnya akan lebih mudah. Ya, itulah tazkiyatun nafs..

Begitulah akhirnya pekan ini kubaca ulang buku dengan judul "Komitmen Muslim Sejati" oleh Fathi Yakan

Lalu usai kusantap potluck dari kawan-kawan semua, berikut ini hasil panduan 1:



Bismillahirrahmanirrahim.. jaga semangatπŸ’ͺ

Jumat, 17 Januari 2020

Telur pun Menetas!



Setelah melalui 4 pekan, menemukan telur hijau, merah hingga oren.. akhirnya terbentuklah mind map dengan goal "ummi cantik"

Aku belajar kembali mengenal diri sendiri. Aku belajar menemukan kebahagiaanku. Meski masih agak samar-samar apakah yang sudah aku tuliskan itu benar-benar apa yang kubutuhkan untuk bahagia?

Kuncinya, jalani dulu, jangan takut mencoba. Peta sudah tergambarkan. Mulai jalani saja apa yang sudah kutuliskan. Yakin Allah akan menuntut kepada yang terbaik.

Bismillahirrahmanirrahim..

Akhirnya telur telah menetas dan kini bermetamorfosis tahap selanjutnya menjadi ulat!

Semoga bisa konsisten.. aamiin

Sabtu, 11 Januari 2020

Jadi Ummi Cantik

Dongeng pekan ini dari Pak Dodik dengan tema mind map.

Aku mengenal mind map saat SMA, aku aplikasikan untuk memahami materi biologi. Dulu yang aku pahami itu mind map itu adalah resume materi berbentuk bagan. Tapi ternyata bukan itu definisi dari mind map.

Mind maping adalah cara mengembangkan kegiatan berpikir ke segala arah, menangkap berbagai pikiran dalam berbagai sudut. (kajianpustaka.com)

Kali ini tugasnya adalah membuat mind map dari telur oren pada tugas sebelumnya.
Isi telur orenku adalah:
1. Tazkiyatun Nafs
2. Manajemen waktu

Saat hendak membuat mind map, aku merasa perlu menulis project besar yg berkaitan dgn telur oren itu. Ada hal lain yg tidak bisa kupisahkan.. maka kutuliskan saja apa yg terlintas dalam fikiranku..

Akhirnya menghasilkan minp map berikut:


Topik besar: UMMI CANTIK

Wanita mana yg tak senang disebut cantik?
Tapi ku tak ingin ungkapan cantik yg sekedar gombalan. Kuingin menjadi cantik yg sebenar-benarnya..

Kutuliskan saja semua peran yg kini sedang kujalani. Ilmu besar yg urgent untuk dipelajari segera..

Jadilah muncul 6 sub topik.
Dari 6 sub topik itu, topik yg akan aku fokuskan di bulan Januari 2020 ini adalah sub topik: MANAJEMEN WAKTU

Bismillahirrahmanirrahim.. Semoga bisa lulus "ujian kecantikan" level 1 versiku.. aamiin

Jumat, 03 Januari 2020

Ilmu yang Prioritas


Dongeng di pekan ke-3 dari Bu Septi Peni Wulandani, menguatkan kembali mengapa perlu merdeka belajar.

Orang yang merdeka belajar akan mencari ilmunya hingga tuntas. Dengan demikian, ilmu tersebut akan benar-benar bermanfaat bagi dirinya, bukan sekedar menjadi koleksi ilmu tanpa aplikasi.

Setiap mendapatkan ilmu baru kita harus melaksanakan refleksi.
Hal bagus apa saja yang didapatkan dari sumber ilmu?
Satu hal apa yang bisa saya aplikasikan agar berubah lebih baik?
Sudah efektif kah cara saya? Atau perlu cara baru?
Hal ini penting dilakukan agar kita tidak terbelenggu oleh satu orang guru saja, satu ilmu saja atau satu cara saja.

Kita harus merdeka belajar.
Untuk bisa melakukannya, hal yang perlu dilakukan adalah:
1. Komitmen pada tujuan, cari STRONG WHY, sesuai dengan kebutuhan bukan sekedar latah.
2. Cari ilmu yang menunjang keterampilan tersebut.
3 Tentukan prioritas dan ritme belajar.

Selama mendengarkan dongeng dari Bu Septi, aku banyak ngangguk-ngangguk mengiyakan apa yang beliau sampaikan.

Lalu ku tersadar, ternyata ada yang keliru dari jurnal yang kubuat pekan lalu.
Pekan lalu harusnya aku mengisi keterampilan yang ingin kucapai sebagai penunjang aktivitas suka dan bisa ku. Namun, justru aku mengisi ilmu yang dibutuhkan. Jadi ada proses yang terlompat.

Maka sebelum mengerjakan tugas pekan ini, aku akan merevisi isian jurnalku pekan lalu..

5 aktivitas suka & bisa, diantaranya:
1. Bikin cemilan
2. Menulis
3. Quality time bersama suami
4. Silat Perisai Diri
5. Berkomunitas

Dari 5 kekuatanku, aku breakdown keterampilan apa saja yang kubutuhkan sebegai penunjang. Berikut ini hasilnya:


Diantara keterampilan tersebut, aku langsung pilih mana keterampilan yang penting dan mendesak, dengan menguasai keterampilan itu aku berharap bisa menjalani peran seorang wanita, istri dan ibu dengan bahagia. Lalu kudapatkan lah telur-telur merah ini..


Nah, masuk  ke tugas pekan ini..
Aku refleksikan kembali, dari 5 keterampilan yang telah kutuliskan dalam telur merah. Manakah yang paling perlu diprioritaskan?

Akhirnya kuputuskan, keterampilan yang paling mendesak harus aku pelajari adalah:
1. Tazkiyatun Nafs
2. Manajemen waktu


Dengan bisa memenuhi keterampilan
ini, maka keterampilan lainnya akan lebih mudah kucapai dengan bahagih6
Aku akan lebih banyak meluangkan waktu untuk membaca artikel atau buku yang berkaitan denga tazkiyatun nafs dan manajemen waktu, lalu menghadiri kajian ilmu yang berkaitan.

Setiap kali membaca sebuah artikel atau buku, aku harus membuat tulisan ulasan, kemudian mempraktekan ilmunya. Tidak lagi menunda-nunda.

Bismillahirrahmanirrahim.. Semoga bisa konsisten.. Aamiin