Kamis, 16 Maret 2017

#NHW6 - BELAJAR MENJADI MANAJER KELUARGA HANDAL

Materi ke-6 Matrikulasi IIP Batch 3 bertema:
BELAJAR MENJADI  MANAJER KELUARGA HANDAL

Ini materinyaa..

IBU MANAJER KELUARGA HANDAL
Matrikulasi Ibu Profesional Sesi #6

Motivasi Bekerja Ibu

Ibu rumah tangga adalah sebutan yang biasa kita dengar untuk ibu yang bekerja di ranah domestik. Sedangkan Ibu Bekerja adalah sebutan untuk ibu yang bekerja di ranah publik. Maka melihat definisi di atas, sejatinya semua ibu adalah ibu bekerja yang wajib professional menjalankan aktivitas di kedua ranah tersebut, baik domestik maupun publik.
Apapun ranah bekerja yang ibu pilih, memerlukan satu syarat yang sama, yaitu

kita harus “SELESAI” dengan management rumah tangga kita

Kita harus merasakan rumah kita itu lebih nyaman dibandingkan aktivitas dimanapun. Sehingga anda yang memilih sebagai ibu yang bekerja di ranah domestik, akan lebih professional mengerjakan pekerjaan di rumah bersama anak-anak. Anda yang Ibu Bekerja di ranah publik, tidak akan menjadikan bekerja di publik itu sebagai pelarian ketidakmampuan kita di ranah domestik.

Mari kita tanyakan pada diri sendiri, apakah motivasi kita bekerja ?

🍀Apakah masih ASAL KERJA, menggugurkan kewajiban saja?
🍀Apakah didasari sebuah KOMPETISI sehingga selalu ingin bersaing dengan orang/ keluarga lain?
🍀Apakah karena PANGGILAN HATI sehingga anda merasa ini bagian dari peran anda sebagai Khalifah?

Dasar motivasi tersebut akan sangat menentukan action kita dalam menangani urusan rumah tangga dan pekerjaan kita
.
🍀Kalau anda masih “ASAL KERJA” maka yang terjadi akan mengalami tingkat kejenuhan yang tinggi, anda menganggap pekerjaan ini sebagai beban, dan ingin segera lari dari kenyataan.

🍀Kalau anda didasari “KOMPETISI”, maka yang terjadi anda stress, tidak suka melihat keluarga lain sukses

🍀Kalau anda bekerja karena “PANGGILAN HATI” , maka yang terjadi anda sangat bergairah menjalankan tahap demi tahap pekerjaan yang ada. Setiap kali selesai satu tugas, akan mencari tugas berikutnya, tanpa _MENGELUH_.

Ibu Manajer Keluarga

Peran Ibu sejatinya adalah seorang manager keluarga, maka masukkan dulu di pikiran kita

Saya Manager Keluarga

kemudian bersikaplah, berpikirlah selayaknya seorang manager.

🍀Hargai diri anda sebagai manager keluarga, pakailah pakaian yang layak (rapi dan chic) saat menjalankan aktivitas anda sebagai manager keluarga.

🍀Rencanakan segala aktivitas yang akan anda kejakan baik di rumah maupun di ranah publik, patuhi

🍀Buatlah skala prioritas

🍀Bangun Komitmen dan konsistensi anda dalam menjalankannya.

Menangani Kompleksitas Tantangan

Semua ibu, pasti akan mengalami kompleksitas tantangan, baik di rumah maupun di tempat kerja/organisasi, maka ada beberapa hal yang perlu kita praktekkan yaitu :

a. PUT FIRST THINGS FIRST
Letakkan sesuatu yang utama menjadi yang pertama. Kalau buat kita yang utama dan pertama tentulah anak dan suami. - Buatlah perencanaan sesuai skala prioritas anda hari ini - aktifkan fitur gadget anda sebagai organizer dan reminder kegiatan kita.

b.ONE BITE AT A TIME
Apakah itu one bite at a time?
-Lakukan setahap demi setahap
-Lakukan sekarang
-Pantang menunda dan menumpuk pekerjaan

c. DELEGATING
Delegasikan tugas, yang bisa didelegasikan, entah itu ke anak-anak yang lebih besar atau ke asisten rumah tangga kita.

Ingat anda adalah manager, bukan menyerahkan begitu saja tugas anda ke orang lain, tapi anda buat panduannya, anda latih, dan biarkan orang lain patuh pada aturan anda

Latih-percayakan-kerjakan-ditingkatkan-latihlagi-percayakan lagi-ditingkatkan lagi begitu seterusnya

Karena pendidikan anak adalah dasar utama aktivitas seorang ibu, maka kalau anda memiliki pilihan untuk urusan delegasi pekerjaan ibu ini, usahakan pilihan untuk mendelegasikan pendidikan anak ke orang lain adalah pilihan paling akhir.

Perkembangan Peran

Kadang ada pertanyaan, sudah berapa lama jadi ibu? Kalau sudah melewati 10.000 jam terbang seharusnya kita sudah menjadi seorang ahli di bidang manajemen kerumahtanggaan. Tetapi mengapa tidak? Karena selama ini kita masih

SEKEDAR MENJADI IBU

Ada beberapa hal yang bisa bunda lakukan ketika ingin meningkatkan kualitas bunda agar tidak sekedar menjadi ibu lagi, antara lain:

🍀Mungkin saat ini kita adalah kasir keluarga, setiap suami gajian, terima uang, mencatat pengeluaran, dan pusing kalau uang sudah habis, tapi gajian bulan berikutnya masih panjang.

Maka tingkatkan ilmu di bidang perencanaan keuangan, sehingga sekarang bisa menjadi “managjer keuangan keluarga.

🍀Mungkin kita adalah seorang koki keluarga, tugasnya memasak keperluan makan keluarga. Dan masih sekedar menggugurkan kewajiban saja. Bahwa ibu itu ya sudah seharusnya masak.Sudah itu saja, hal ini membuat kita jenuh di dapur.

Mari kita cari ilmu tentang manajer gizi keluarga, dan terjadilah perubahan peran.

🍀Saat anak-anak memasuki dunia sekolah, mungkin kita adalah tukang antar jemput anak sekolah. Hal ini membuat kita tidak bertambah pintar di urusan pendidikan anak, karena ternyata aktivitas rutinnya justru banyak ngobrol tidak jelas sesama ibu –ibu yang seprofesi antar jemput anak sekolah.

Mari kita cari ilmu tentang pendidikan anak, sehingga meningkatkan peran saya menjadi “manajer pendidikan anak”.

Anak-anakpun semakin bahagia karena mereka bisa memilih berbagai jalur pendidikan tidak harus selalu di jalur formal.

🍀Cari peran apalagi, tingkatkan lagi…..dst

Jangan sampai kita terbelenggu dengan rutinitas baik di ranah publik maupun di ranah domestik, sehingga kita sampai lupa untuk meningkatkan kompetensi kita dari tahun ke tahun.

Akhirnya yang muncul adalah kita melakukan pengulangan aktivitas dari hari ke hari tanpa ada peningkatan kompetensi.  Meskipun anda sudah menjalankan peran selama 10.000 jam lebih, tidak akan ada perubahan karena kita selalu mengulang hal-hal yang sama dari hari ke hari dan tahun ke tahun.

Hanya ada satu kata

BERUBAH atau KALAH
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/

_SUMBER BACAAN_:
_Institut Ibu Profesional, Bunda Cekatan, sebuah antologi perkuliahan IIP,  2015_
_Hasil diskusi Nice Homework Matrikulasi IIP Batch #3, 2017_
_Irawati Istadi, Bunda Manajer Keluarga, halaman featuring, Success Mom's Story: Zainab Yusuf As'ari, Amelia Naim, Septi Peni, Astri Ivo, Ratih Sanggarwati, Okky Asokawati,Fifi Aleyda Yahya, Oke Hatta Rajasa, Yoyoh Yusroh, Jackie Ambadar, Saraswati Chasanah, Oma Ary Ginanjar, Pustaka Inti, 2009_

*******

Wow! Luar biasaaaa materiinyaaa 😍
Kini aku "dituntut" masuk dalam tahap belajar menjadi manajer keluarga yang handal.

(Katanya) hal ini akan mempermudahku untuk menemukan peran hidupku dan semoga mempermudah mendampingi anak-anakku menemukan peran hidupnya pula. Penting nih!

Untuk itu, mari ikuti intruksi NHW 6 ini..
Bismillah..

1⃣ Tuliskan 3 aktivitas yang paling penting, dan 3 aktivitas yang paling tidak penting

➕ Paling Penting
- membersamai anak bermain
- melayani suami
- birul walidain

➖ Paling Tidak Penting
- stalking sosmed orang
- meratapi nasib
- ngomel2

2⃣Waktu anda selama ini habis untuk kegiatan yang mana?
Hmmm.. jawaban normatif sih yaa harusnya aktivitas penting dong yaa..
Tapi faktanya.. mmm.. memang masih lebih banyak untuk aktivitas penting ko. Hanya saja belakangan merasa kualitasnya kurang, jadi raganya hadir tapi jiwanya berkelana. Apa sih? 😂
Begitulah.. aku kurang hadir utuh saat melakukan aktivitas penting itu. 😫

3⃣Jadikan 3 aktivitas penting menjadi aktivitas dinamis sehari-hari untuk memperbanyak jam terbang peran hidup anda, tengok NHW sebelumnya ya, agar selaras.
Okee.. catat dan laksanakan!
Aktivitas penting (menurutku) ini masih selaras ko dengan NHW sebelumnya namun secara kualitas aku harus meningkatkannya dan pe er besar lainnya adalah ISTIQOMAH.
how difficult it is! 😞
Hey mom, cheers up! Be sure, u can do it!!!
Bismillah..

4⃣Kemudian kumpulkan aktivitas rutin menjadi satu waktu, berikan “kandang waktu”, dan patuhi cut off time ( misal anda sudah menuliskan bahwa bersih-bersih rumah itu dari jam 05.00-06.00, maka patuhi waktu tersebut)
OMG, ini lebih sulit!
Aku termasuk tipe orang yg unorganized. (Excuse !)

5⃣Jangan ijinkan agenda yang tidak terencana memenuhi jadwal waktu harian anda.
Catet dan laksanakan!

6⃣Setelah tahap di atas selesai anda tentukan. Buatlah jadwal harian yang paling mudah anda kerjakan.

03.00 - 05.30 Ibadah Pagi

05.30 - 08.00 urusan dapur, anak mandi & sarapan

08.00 - 09.00 emak sarapan & mandi, ibadah dhuha

09.00 - 11.30 main bareng anak --> wajib bikin activity plan biar terarah

11.30 - 13.00 makan, shalat, kondisikan anak tidur siang

13.00 - 15.00 nulis (garap copywriting, dll)

15.00 - 16.00 shalat, tilawah

16.00 - 17.30 main bareng anak, mandi, siap2 magrib

17.30 - 19.30 diskusi sore, shalat, tilawah

19.30 - 20.00 makan malam

20.00 - 20.30 aktivitas ringan, reading time

20.30 - 21.00 mengkondisikan anak tidur

21.00 - 22.00 nulis

22.00 tidur malam

Ini bukan jadwal ideal. Tentunya masih perlu revisi dan penyesuaian, terlebih setelah anak kedua nanti lahir, insya Allah bulan depan.

7⃣Amati selama satu minggu pertama, apakah terlaksana dengan baik?
kalau tidak segera revisi, kalau baik, lanjutkan sampai dengan 3 bulan.
Okeee.. evaluator setiaku, my lovely husband, siap bertugas, bantu istrimu ya sayang! 😘

Akhirnyaa.. NHW 6 well done.
Semoga bisa istiqomah terus memperbaiki diri.. aamiin

Semangat 😄✊

Tidak ada komentar:

Posting Komentar